Do you ever feel like a plastic bag,
drifting through the wind
wanting to start again?
Do you ever feel, feel so paper thin
like a house of cards,
one blow from caving in?
Do you ever feel already buried deep?
6 feet under screams but no one seems to hear a thing
Do you know that there's still a chance for you
'Cause there's a spark in you
You just gotta ignite, the light, and let it shine
Just own the night like the 4th of July
'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go "Oh, oh, oh"
As you shoot across the sky-y-y
Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go "Oh, oh, oh"
You're gonna leave 'em falling down-own-own
You don't have to feel like a waste of space
You're original, cannot be replaced
If you only knew what the future holds
After a hurricane comes a rainbow
Maybe your reason why all the doors are closed
So you could open one that leads you to the perfect road
Like a lightning bolt, your heart will blow
And when it's time, you'll know
You just gotta ignite, the light, and let it shine
Just own the night like the 4th of July
'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go "Oh, oh, oh"
As you shoot across the sky-y-y
Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go "Oh, Oh, Oh"
You're gonna leave 'em falling down-own-own
Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
It's always been inside of you, you, you
And now it's time to let it through-ough-ough
'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go "Oh, Oh, Oh"
As you shoot across the sky-y-y
Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go "Oh, Oh, Oh"
You're gonna leave 'em falling down-own-own
Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
Minggu, 29 April 2012
Tarsius Binatang Unik dan Langka
Tarsius (diantaranya Tarsius tarsier dan
Tarsius pumilus) adalah binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet
terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis
Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7
jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang
terdapat di Indonesia yaituTarsius
tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier).
Kesemua jenis tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia.
Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri
fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang
membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter
(hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor
panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan
kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku,
kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memang layak
disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm
dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy
tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil
hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang
ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik
lainnya adalah ukuran matanya yang sangat besar. Ukuran mata tarsius lebih
besar ketimbang ukuran otaknya. Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat
bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu
melihat dengan tajam dalam kegelapan malam.
Tarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu
berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga satwa langka ini
pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore hingga malam
hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu
Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah
serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang dilindungi di
Indonesia ini juga memangsa reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di
hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar
Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional
Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini
wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu.
Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol). Di Taman Nasional
Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh
masyarakat setempat dengan sebutan “balao cengke”
atau “tikus jongkok” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarsius menghabiskan sebagian besar
hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan
urine. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan
lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan
terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah,
mereka melompat ketika berada di tanah.
Populasi satwa langka
tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi
diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun
terakhir dimana jumlah satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk Tarsius
pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.
Penurunan populasi tarsius dikarenakan
rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini. Selain itu tidak sedikit
yang ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. Binatang yang
dilindungi ini digunakan sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap
tikus.
Satu lagi, bintang langka dan unik ini
sangat sulit untuk dikembangbiakan di luar habitatnya. Bahkan jika ditempatkan
dalam kurungan, tarsius akan melukai dirinya sendiri hingga mati karena stres
sumber : Internet
Sabtu, 28 April 2012
Permen dari Kuali Beracun
Hikikikik ... suara tawa nenek sihir jahat terdengar di tempat yang gelap. Dia sedang mengaduk kuali berisi ramuan aneka warna menggiurkan. Wurrrr ... dari kualinya, keluar permen-permen terbang warna-warni.
Hikikikik ... tawa seram juga keluar dari permen terbang yang kelihatannya sangat enak itu. Ssst, permen terbang itu diam-diam menyeringai, lo. Dia siap meracuni anak-anak yang tergoda memakannya.
Hiii .... Apa benar ada nenek sihir jahat seperti itu? Sssst, ada ... Nenek sihir jahat itu adalah orang-orang jahat yang tega membuat permen sangat lezat tapi dibubuhi bahan beracun. Waladalah ... Seperti apa sih racunnya permen itu? Yuk, kita selidiki!
Hikikikik ... tawa seram juga keluar dari permen terbang yang kelihatannya sangat enak itu. Ssst, permen terbang itu diam-diam menyeringai, lo. Dia siap meracuni anak-anak yang tergoda memakannya.
Hiii .... Apa benar ada nenek sihir jahat seperti itu? Sssst, ada ... Nenek sihir jahat itu adalah orang-orang jahat yang tega membuat permen sangat lezat tapi dibubuhi bahan beracun. Waladalah ... Seperti apa sih racunnya permen itu? Yuk, kita selidiki!
Tak Sekeren Namanya
Zat beracun itu bernama formalin . Nama lengkapnya larutan formaldehida.Weits... namanya keren, ya! Tapi sayangnya, ternyata nama keren ini berbahaya buat makhluk hidup.
Ups, seberapa bahayanya? Wow, formalin sangat, sangat berbahaya. Bayangkan, setiap ,bakteri langsung mati menggumpal seperti agar-agar jika terkena formalin. Seekor kupu-kupu akan mengering jika menelan formalin. Hiii ... seram ya apakah manusia akan menggumpal jadi agar-agar dan mengering jika kena formalin? Hmm, tidak sih... Namun, formalin dapat menyebabkan manusia mual dan kulitnya terkelupas. Jika manusia makan formalin sedikit demi sedikit, formalin jadi menumpuk dalam tubuh. Berberapa tahun kemudian tubuh manusia dapat terserang penyakit kanker. Woow ... mengerikan. Karena itu formalin tidak boleh ada sedikit pun di dalam bahan makanan. Pokoknya tidak boleh!
Permen Beracun Itu ...
Hu-uh, kenapa sih zat berbahaya seperti formalin kok dibuat? Ssst, formalin sebenarnya berguna untuk membasmi bakteri dan hama. Dokter hewan dan ahli biologi sangat memerlukan formalin untuk mengawetkan contoh hewan. Nah yang salah adah penyihir-penyihir jahat, eh ... orang-orang yang jahat yang tidak peduli bahwa formalin bukan untuk mengawetkan makanan.
Alami Saja Deh
Iih ... kenapa sih mereka tega membubuhkan formalin dalam permen dan manisan? Permen itu kan kesukaan kita? Yaps, itu karena mereka tak ingin permen cepat basi gara-gara bakteri. Mmm ... kamu tahu kan bakteri juga suka tinggal di makanan? Tapi sebetulnya, bakteri ogah hinggap di manisan atau permen yang terbuat dari gula pekat yang alami, lo. Namun, ingat ... bagaimanapun makanan alami bergula pekat tetap akan basi setelah beberapa hari.
Jurus Penangkal Permen Beracun
- Tidak jajan di sekolah.
- Minta mama untuk membuatkan kita bekal.
- Beli permen dari pabrik yang terkenal mutunya
- Cek ricek .. ada enggak ya tanggal kadaluarsa dan izin dinas kesehatan di kemasan? kalau tidak ada, bilang... No Thank You.
( sumber : Majalah Bobo *dengan perubahan seperlunya )
SELAI DAN JELI BUAH
1.BAHAN
:
1) Buah, seperti: pala (putil),
mangga, jambu biji, pepaya, nenas, dll
2) Gula pasir ¾ kg
3) Asam sitrat atau sari buah nipis
secukupnya
4) Natrium benzoat (sebagai zat
pengawet) 1 gram
5) Garam dapur secukupnya
6) Panili secukupnya
2.ALAT
:
1) Botol selai yang
sudah disterilkan
2) Kain saring atau
kain blacu
3) Mangkok
4) Panci
5) Parutan
6) Pengaduk
7) Pisau
8) Sendok
9) Penggorengan
(wajan)
10) Baskom
3.
CARA PEMBUATAN SELAI :
1) Cuci buah yang sudah tua (belum
matang) lalu kupas dan buang bijinya.
2) Untuk nenas matanya dibuang tetapi
hatinya tak perlu dibuang;
3) Khusus buah pala, kukus daging
buahnya selama 10 menit;
4) Parut daging buah dan tambahkan
gula serta panili. Aduk sampai rata
kemudian masak selama 1 jam;
5) Setelah mengental, masukkan segera
dalam botol dan biarkan botol dalam
keadaan terbalik selama 5 menit;
6) Balik ke posisi semula.
Cara
Pembuatan Jeli Buah Segar :
1) Cuci buah yang sudah tua (belum
matang), kupas dan buang bijinya.
2)
Untuk nenas matanya dibuang tetapi hatinya tidak perlu dibuang;
3)
Khusus buah pala, kukus daging buahnya selama 10 menit;
4)
Potong kecil-kecil, parut kemudian saring;
5)
Diamkan hasil saringan selama 1 jam;
6)
Khusus untuk kulit jeruk, diamkan hasil saringan selama 1 malam.
7)
Ambil sari buahnya (bagian yang jernih);
8)
Tambahkan gula dan natrium benzoat. Bila rasa asam masih kurang,
tambahkan
asam sitrat sampai rasa asam seimbang, lalu panaskan hingga
agak mengental;
10)
Masukkan segera dalam botol.
Catatan
:
1) Penambahan gula tidak boleh
terlalu banyak atau sedikit karena bisa merubah kekentalan selai atau
kekenyalan jeli.
2) Pemanasan harus diperhatikan,
jangan sampai terlalu kental atau kurang
kental. Terlalu kental mengakibatkan
sari buah banyak yang menguap sedangkan kurang kental mengakibatkan pembentukan
selai atau jeli kurang sempurna.
sumber : Internet
Langganan:
Postingan (Atom)